Pelemahan Rupiah, Direktur BTN Akui Rumah Menengah Atas Ada Koreksi

08 Sep 2018 08:29 | Di posting oleh: adminmercy

JAKARTA - PT Bank Tabungan Negara Persero Tbk mengatakan permintaan kredit khususnya untuk sektor perumahan belum terganggu dampak dari pelemahan nilai tukar Rupiah.

Direktur Utama BTN Maryono mengatakan, permintaan kredit masih menggeliat. Khusus untuk kredit pemilikan rumah (KPR), BTN mencatatkan pertumbuhan sebesar 19% (year on year/yoy) hingga akhir Juli 2018.

Dampak dari pelemahan nilai tukar terhadap daya beli masayarakat diklaim belum mempengaruhi penyaluran pembiayaan perseroan.

"Kalau rumah menengah atas memang ada koreksi, tetapi BTN mayoritas di KPR Subsidi jadi tidak mengganggu kinerja perseroan. Secara umum pertumbuhan KPR di sekitar 19%, " kata Maryono di Jakarta, Jumat (7/9/2018).

 

Nilai Tukar Rupiah terhadap Dolar AS Melemah Jadi Rp14.940 per Dolar AS 

Untuk dampak terhadap rasio kredit bermasalah, Maryono mengatakan BTN masih bisa memitigasi dampak kerugian dari selisih kurs. Hal itu karena seluruh pembiayaan perseroan masih disalurkan dalam bentuk Rupiah, bukan dalam valuta asing.

"Tidak ada pengaruh karena semua pembiayaan kita Rupiah dan dana kita sebagian besar hampir 100% adalah Rupiah, jadi gak ada dampak secara langsung," ujarnya.

Maryono mengatakan BTN akan mendorong secara agresif pertumbuhan KPR agar bisa memberikan efek ekonomi berlipat kepada sektor riil. Dengan demikian, sektor riil dapat terus menggeliat dan tumbuh meskipun tekanan ekonomi eksternal akibat pengetatan kebijakan moneter global dan perang dagang mengganggu stabilitas perekonomian Indonesia.

Nilai Tukar Rupiah terhadap Dolar AS Melemah Jadi Rp14.940 per Dolar AS 

Dalam bisnis pembiayaan properti, ada sekitar 117 industri yang terlibat, seperti industri konstruksi, industri manufaktur, hingga Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM).

"Jadi kalau bisnis properti naik, maka semua akan ikut terdorong naik," katanya.

Hingga Juli 2018, kredit dan pembiayaan BTN tumbuh sekitar 19,55% (yoy) dari Rp178,58 triliun pada Juli 2017 menjadi sekitar Rp213,5 triliun.

Saluran intermediasi itu dengan dana pihak ketiga (DPK) sekitar Rp188,33 triliun atau naik sekitar 17,27% (yoy) dari Rp160,59 triliun di periode sama tahun lalu.

Dengan DPK dan kredit itu, aset BTN terkumpul Rp264,51 triliun pada Juli 2018 atau naik 17,73% (yoy) dari Rp224,68 triliun di periode yang sama tahun sebelumnya.